Group Counseling for Fostering Resident at UPTD Social Welfare Centre (UPTD-PSRAMPK) Ogan Ilir

Penulis

  • Yeni Anna Appulembang Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
  • Angeline Zefany Tarian Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
  • Indra Prapto Nugroho Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan

DOI:

https://doi.org/10.32502/altifani.v5i1.308

Kata Kunci:

group counseling, self-esteem, UPTD fostered residents

Abstrak

ABSTRAK. Rehabilitasi Sosial tersebar di beberapa kota Di Indonesia dan salah satunya adalah di Sumatera Selatan yang berlokasi di Ogan Ilir. Anak-anak yang masuk dalam UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Anak Membutuhkan Perlindungan Khusus (UPTD – RAMPK dari berbagai macam masalah. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa warga binaan juga mengalami masalah psikologis salah satunya adalah harga diri. Subyek menunjukkan bahwa mereka memiliki perasaan negatif dalam dirinya sendiri. Mereka menganggap bahwa tidak mampu untuk melakukan sesuatu meskipun sudah diberikan berbagai macam kegiatan untuk meningkatkan hard skill nya. Permasalahan harga diri rendah yang dihadapi dapat diatasi melalui pendekatan konseling kelompok. Konseling kelompok juga dapat menjadi media terapi bagi kepada individu untuk meningkatkan pemahaman diri dan perubahan perilaku. Sesi konseling terdiri dari 5 tahapan yaitu: (a) initial stage; (b) transition stage; (c) working stage; (d) termination stage; (e) follow up.  Subyek juga diberikan pretest dan posttest. Berdasarkan hasil analisis data statistik dengan menggunakan paired sample t test diperoleh bahwa terdapat perbedaan skor sebelum dan sesudah pemberian konseling kelompok. Hal ditunjukkan dengan nilai mean sebelum konseling kelompok sebesar 25,10 dan nilai mean setelah pemberian konseling kelompok sebesar 26,60. Nilai Standar deviasi sebelum konseling kelompok 1,28 dan Standar deviasi setelah konseling kelompok sebesar 1,95. Selain itu, hasil analisis data melakukan uji beda nilai p sebesar 0.048 < 0.05. Hal menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian konseling kelompok pada Warga Binaan di UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Anak Membutuhkan Perlindungan Khusus (RAMPK).

 

 

 

Referensi

Bustan, R., dan Halim, D. (2012). Pelayanan Konseling pada Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bangun Daya I–Kedoya Jakarta Barat. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 1(3). 158-167.

Brown, J.D., and Mankowski, T.A. (1993). Self-esteem, mood, and self-evaluation: changes in mood and the way you see you. J. Pers. Soc. Psychol. 64. 421-430. doi: 10.1037/0022-3514.64.3.421

Ciptadi, W.A. (2024). Penerapan Terapi Realitas dengan Teknik WDEP untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Jakarta. Contiguity: Jurnal Psikologi. 20(2). 36-44.

Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self-esteem. San Francisco: W.H. Freeman and Company.

Fadhilah, T., dan Sa’adah, N. (2024). Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Harga Diri pada Remaja. Innovative: Journal of Social Science Research. 4(5). 1518-1532.

Harlianty, R.A., dan Farmasita, G. P. (2021). Pelayanan Konseling pada Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Pringsewu. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan, Teknologi, Sosial dan Pendidikan (JPM Kosonk). 3(2). 45-54.

Mappiare, A. (2011). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Nursalim, M. (2015), Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Erlangga.

Park, J.Y., and Park, E.Y. (2019). The Rasch analysis of Rosenberg self-esteem scale in individuals with intellectual disabilities. Frontiers in Psychology. 10. 1992. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.01992

Permensos Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial

Yunita, Y. (2020). Pentingnya Layanan Konseling Kelompok Terhadap Harga Diri Remaja. Jurnal penelitian pendidikan, psikologi dan kesehatan (J-P3K). 1(3). 253-259.

Diterbitkan

2024-12-12