Konseling Pra-Nikah : Pentingnya Kesiapan Psikologis Sebelum Memasuki Kehidupan Pernikahan
DOI:
https://doi.org/10.32502/altifani.v5i1.340Kata Kunci:
Konseling pra-nikah; asesmen, memperkuat hubunganAbstrak
Konseling pra-nikah adalah layanan bimbingan dan konsultasi yang diberikan kepada pasangan yang berencana untuk menikah. Tujuan utamanya adalah membantu pasangan memahami dan mempersiapkan diri untuk berbagai aspek pernikahan, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul dalam kehidupan berumah tangga. Dalam konseling ini, pasangan diajak untuk membahas topik-topik penting seperti komunikasi, keuangan, peran dan tanggung jawab, nilai-nilai dan harapan, cara mengelola konflik, hingga perencanaan keluarga. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode asesmen, konseling, dan latihan kasus. Berdasarkan hasil konseling diketahui bahwa secara kesuluruhan, baik MRR maupun VAI merasa sangat puas (skor 25 untuk keduanya). Begitupun dengan AY (skor 24) dan DF (skor 23), mereka juga sangat puas dengan semua aspek yang dimiliki dalam hubungan mereka, yaitu kepuasan umum dalam hubungan; komunikasi dalam hubungan; keintiman dan kedekatan emosional; dukungan dan kerjasama; penyelesaian konflik; keseimbangan kehidupan pribadi dan hubungan; serta kepuasan secara kesuluruhan atas hubungan yang dimiliki saat ini. Untuk memperkuat hubungan, AY dan DF memiliki kesamaan langkah untuk meningkatkan komunikasi dan menyusun rencana keuangan bersama. Sementara MRR dan VAI memiliki kesamaan langkah untuk meningkatkan komunikasi dan mengatur waktu untuk aktivitas pribadi.
Referensi
Amato, P. R. (2010). Research on Divorce: Continuing Trends and New Developments. Journal of Marriage and Family, 72(3), 650-666.
APA Dictionary. (2018, April 19). Premarital counseling. https://dictionary.apa.org/premarital-counseling
Arfain. (2024). Peran BKKBN dan KUA Dalam Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi
Catin. Diakses pada tanggal 6 November 2024 dari https://sulsel.kemenag.go.id/daerah/peran-bkkbn-dan-kua-dalam-perencanaan- kehidupan-berkeluarga-bagi-catin-ogLvx
Ivanka, G. (2022, July 13). Premarital counseling: What it is and why you should do it?
https://personalgrowth.co.id/insight/249
Markman, H.J., & Rhoades, G.K. (2012). Relationship education research: Current status and future directions. Journal of Marital and Family Therapy,Vol. 38, No. 1, 169–200. doi: 10.1111/j.1752-0606.2011.00247.x
Olson,D.H., DeFrain, J., & and Skogrand, L. (2006) Marriages and families: Intimacy, diversity, and strengths (CA: Mountain View, 2006), 35
Stanley, S.M., Amato, P.R., Johnson, C., & Markman, H. (2006). Premarital education, marital quality, and marital stability: Findings from a Large, Random Household Survey. Journal of Family Psychology 20, no. 1 : 117–26. https://doi.org/10.1037/0893-3200.20.1.117.
Stutzman, S. (2011). Premarital counseling and culture: A narrative inquiry of couples' insights. Graduate Theses and Dissertations Iowa State University Capstones, Theses and Dissertations.
Syahrial, M.(2024). Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus.
Diakses tanggal, 5 November 2024 dari https://bandung.kompas.com/read/2024/05/16/110741878/jumlah-perceraian-di- indonesia-tahun-2023-capai-463654-kasus
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Altifani Journal: International Journal of Community Engagement
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by/4.0/88x31.png)
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.