Pengolahan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Produk Dengan Nilai Jual Berubah Lilin Aromaterapi Didesa Tanjung Temiang
Kata Kunci:
Minyak jelantah, limbah rumah tangga, lilin, ramah lingkungan, Desa Tanjung TemiangAbstrak
Minyak jelantah merupakan salah satu limbah rumah tangga yang jumlahnya semakin meningkat setiap hari akibat kebiasaan penggunaan minyak goreng berulang. Pembuangan minyak jelantah secara sembarangan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, merusak ekosistem air maupun tanah, serta menimbulkan risiko kesehatan karena kandungan senyawa berbahaya di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan inovasi yang dapat mengurangi dampak negatif minyak jelantah sekaligus memberikan nilai tambah. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Lilin aromaterapi tidak hanya bermanfaat sebagai sumber pencahayaan, tetapi juga memberikan efek relaksasi, menurunkan stres, dan meningkatkan kualitas tidur melalui penggunaan minyak esensial alami. Dalam kegiatan ini, metode yang digunakan meliputi sosialisasi mengenai bahaya limbah minyak jelantah, pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dengan campuran asam stearat dan minyak esensial, serta evaluasi kualitas produk. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat mampu menghasilkan lilin aromaterapi dengan kualitas baik, aroma bervariasi, dan daya tarik pasar yang potensial. Program ini tidak hanya mendukung pengelolaan limbah ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha kreatif berbasis UMKM sehingga mampu mendukung perekonomian masyarakat sekaligus mendorong terciptanya ekonomi sirkular yang berkelanjutan.
Referensi
Anggraini, C., Sari, R., & Yuliani, T. (2024). Effect of combination of waste cooking oil and stearic acid on physical characteristics of Arabica coffee aromatherapy candles. Journal of Pharmaceutical Science and Innovation, 3(2), 87–94. https://doi.org/10.55664/jpsi.v3i2.421
Azahra, F., Nurjanah, L., & Rizki, M. (2024). Pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi produk lilin aromaterapi. Jurnal Manajemen & Manajemen UM.Pas, 6(1), 77–85.
Fadlilah, N., Rahmawati, S., & Amin, K. (2024). Transforming waste cooking oil into aromatherapy candles to enhance environmental conservation and support entrepreneurship. Guyub: Journal of Community Engagement, 5(1), 11–20. https://doi.org/10.33603/guyub.v5i1.8056
Kurniasih, K. I., Putri, D., & Septiani, R. (2025). Pelatihan lilin aromaterapi berbasis minyak jelantah untuk pemberdayaan dan ekonomi sirkular. Journal of Community Development, 6(1), 101–110. https://doi.org/10.31949/jcd.v6i1.1292
Putri, A., Setiawan, D., & Rahmat, M. (2023). Pengaruh lilin aromaterapi dengan minyak jelantah terhadap tekanan darah. Journal of Public Health Science and Research, 2(3), 88–96. https://doi.org/10.36418/jphsr.v2i3.359
Ramadhani, A. N., Santoso, B., & Handayani, F. (2024). Utilization of wasted cooking oil and essential oil of sweet orange peel (Citrus sinensis) as aromatherapy candles. Equilibrium: Journal of Chemical Research, 10(1), 15–23. https://doi.org/10.31289/equilibrium.v10i1.9999
Sugiyanto, A. H. (2021). Pemanfaatan minyak jelantah dalam pembuatan lilin aromaterapi. Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 7(2), 33–40. https://doi.org/10.52593/jklr.v7i2.302
Sukmawati, S., Hidayah, P., & Lestari, F. (2024). Pemanfaatan limbah minyak jelantah sebagai bahan lilin aromaterapi. Jurnal Abdimas Poltek Harber, 2(1), 25–32. https://doi.org/10.37362/abdimas.v2i1.580