Karakteristik Hunian Buruh Berpenghasilan Rendah: Pondok Boro Kampung Sumeneban Semarang

Penulis

  • Fika Annisa' Sholihah Universitas Gadjah Mada
  • Ardhya Nareswari Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.32502/arsir.v8i1.143

Kata Kunci:

buruh, hunian, masyarakat berpenghasilan rendah, perkotaan, pondok boro

Abstrak

Salah satu permasalahan di perkotaan adalah meningkatnya kebutuhan hunian. Hal ini terjadi di berbagai kota metropolitan, salah satunya di Semarang sebagai kota terbesar ke-5 di Indonesia. Dengan kebutuhan hunian, terutama bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah khususnya para buruh, Pondok Boro menjadi solusi bagi mereka. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik hunian Pondok Boro Kampung Sumeneban, Semarang. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan menggunakan purposive sampling. Dari hasil pembahasan, skala prioritas penghuni tidak mempermasalahkan kualitas hunian, yang paling utama bagi mereka adalah sistem sewa yang murah, dan dekat dengan tempat kerja membuat Pondok Boro menjadi pilihan bagi pekerja yang merantau di kota Semarang. Dengan status kepemilikan hunian yang dikelola pihak swasta, membuat bangunan ini masih belum banyak perbaikan maupun pengembangan hunian. Dari aspek fisik bangunan terdapat perubahan fungsi bangunan yang awalnya gudang menjadi hunian buruh berpenghasilan rendah yang memiliki dua tipe, yaitu tipe kamar los dan tipe kamaran. Secara makro bangunan masih menggunakan material asli, hanya beberapa material seperti genteng dan penambahan ruang yang menyesuaikan dengan kebutuhan penghuni.

Unduhan

Diterbitkan

2024-05-20

Cara Mengutip

Sholihah, F. A., & Ardhya Nareswari. (2024). Karakteristik Hunian Buruh Berpenghasilan Rendah: Pondok Boro Kampung Sumeneban Semarang. Arsir: Jurnal Arsitektur, 8(1), 78–91. https://doi.org/10.32502/arsir.v8i1.143

Terbitan

Bagian

Articles