Adaptasi Sosial Orang Melayu dalam Bermukim di Bantaran Sungai
Studi Kasus: Kampung Mendawai dan Bansir Kelurahan Bansir Laut Kota Pontianak
DOI:
https://doi.org/10.32502/arsir.v8i1.58Kata Kunci:
adaptasi sosial, aktivitas, bantaran sungaiAbstrak
Etnis Melayu adalah salah satu suku bangsa yang bermukim di bantaran sungai Kapuas. Permukiman di bantaran sungai terdiri dari elemen fisik berupa bangunan-bangunan, pola aliran sungai dengan penghuninya dan elemen non fisik berupa aturan dengan kearifannya. Sungai merupakan penyusun unsur lingkungan yang membentuk pola permukiman di kampung Mendawai dan Bansir. Bantaran sungai merupakan wadah aktivitas kehidupan sosial dan budaya yang menggambarkan keseimbangan harmonis antara manusia dan lingkungan alam. Kondisi alam dan elemen fisik/non fisik menjadikan penghuni di kedua kampung melakukan penyesuaian untuk kebutuhan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk adaptasi sosial dalam bermukim orang Melayu di bantaran sungai. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan eksisting dua Kampung, Mendawai dan Bansir, di Kelurahan Bansir Laut dengan teori strategi Adaptasi. Data yang dikumpulkan dengan observasi lapangan, studi pustaka dan digital tracing. Hasil penelitian ini menggambarkan adaptasi sosial dalam bermukim yang dilakukan masyarakat di kampung Mendawai dan Bansir menyesuaikan pada kondisi lingkungan yang berada di tepian sungai. Jalur Sirkulasi kampung dipertahankan dengan Gertak dan Steher sebagai elemen penting lingkungan yang mengalami perubahan sebagai manifestasi bentuk dari adaptasi sosial orang Melayu di bantaran sungai Kapuas.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Zairin Zain, Agus Azrianto
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.